Kandungan
senyawa yang terdapat pada BUAH MERAH sebagai pengobatan berbeda-beda,
tergantung dari daerah mana buah merah diambil dan tingkat kematangan
buah perlu diperhatikan juga..
Sementara
pada sari buahnya / minyak buah merah tergantung pada proses
pembuatannya, perbedaan mencolok terutama pada kandungan tokoferol dan betakaroten. Kedua senyawa ini akan mati bila dalam proses pemasakannya menggunakan panas yang tinggi dalam waktu yang lama.
Karena
perbedaan kandungan senyawa aktif ini, sampai sekarang belum ada
patokan baku tentang dosis yang tepat dalam mengonsumsi sari Buah Merah.
Saat ini ada orang yang mengonsumsi satu sendok makan dengan interval
2-3 kali sehari dan ada pula yang mengonsumsi satu sendok teh dengan
interval 2-3 kali sehari.
Meskipun
demikian, penderita suatu penyakit disarankan mengonsumsi sari Buah
Merah sebanyak satu sendok makan, 3 kali sehari dan orang yang sehat
sebanyak satu sendok makan kali sehari.
Setelah
mengkomsumsi buah merah sebanyak 2500 ml alangkah baikya, kondisi
kesehatan diperiksa. Pemeriksaan dimaksutkan untuk mengetahui ada
tidaknya perubahan positif, bila ada berubahan yang positif pemakaian
buah merah dapat dilanjutkan.
Mengkomsumsi
Buah Merah dapat dikombinasi dengan obat dokter dengan catatan
mengonsumsinya 1-2 jam sebelum atau sesudah mengonsumsi obat dari
dokter.
Untuk
menghilangkan rasa mual dan merasa nyangkut di tenggorok, sebelum minum
sari Buah Merah sebaiknya minum air putih hangat, begitu juga
sesudahnya.
Pemula
disarankan mengonsumsi sari Buah Merah sebelum makan. Hal ini
dimaksudkan untuk mencegah muntah-muntah dari makanan yang sudah
dimakan. Karena biasanya pemula akan merasa mual dan ingin muntah
setelah mengonsumsi sari Buah Merah, tetapi kejadian ini tergantung dari
masing-masing individu.
Saran untuk Konsumen
Pertanyaan
pertama kali yang dilontarkan konsumen yang akan membeli sari Buah
Merah adalah masalah keasliannya. Pertanyaan tersebut sebenarnya adalah
hak konsumen dan merupakan hal yang wajar jika dilontarkan kepada
penjual atau produsen.
Meskipun
demikian, sebenarnya pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan yang
sia-sia karena sebodoh-bodohnya penjual atau produsen, pertanyaan
tersebut pasti akan dijawab dengan jawaban yang sudah pasti, yaitu
“ASLI”.
Sebenamya
pertanyaan konsumen yang bijak adalah, dari mana asal buah yang
diproduksi dan dari ketinggian berapa? Bagaimana proses pembuatannya?
Berapa lama proses pemanasannya? Apakah sudah mendapat izin dari
Departemen Kesehatan?
Sari
Buah Merah yang berkualitas berdasarkan hasil penelitian yang sudah
pernah dilakukan harus berasal dari Buah Merah dataran tinggi, minimum
2500 m dpl seperti di Kabupaten Jayawijaya Wamena Papua. Buah Merah yang
ada di dataran rendah memiliki kandungan tokoferol dan betakaroten yang
sangat rendah dan bahkan bisa tidak ada sama sekali. Buah Merah seperti
ini bisa dijumpai di Jayapura, Sorong, Nabire, Manokwari dll.
Proses
pembuatan yang tidak higienis bisa mengakibatkan sari Buah Merah
terkontaminasi bakteri dan mikroba yang berbahaya bagi kesehatan. Proses
pemasakan melalui pemanasan tinggi dalam waktu yang lama bisa
mengakibatkan kandungan senyawa betakaroten dan tokoferolnya lenyap
karena larut atau berkurang.
Proses
pemasakan menggunakan bahan dari besi dan alumunium juga bisa
mengakibatkan sari Buah Merah bereaksi dengan benda tersebut. Ini juga
membahayakan tubuh karena sari Buah Merah bisa mengandung peroksida.
Tips Memilih Sari Buah Merah
Mengetahui
kualitas sari Buah Merah yang baik bisa dilakukan dengan tiga cara,
yaitu melihat, mencium, dan merasakannya dengan lidah.
1. Melihat Kualitas
Sari Buah Merah yang berkualitas tidak terdapat endapan atau pasta (ampas). Hal ini bisa diketahui dengan cara melihatnya. Sari Buah Merah yang ada di dalam botol transparan bisa langsung diketahui dengan cara menyorotkan lampu senter atau lampu lain dan melihat bagian sisi sebaliknya.
Sari Buah Merah yang berkualitas tidak terdapat endapan atau pasta (ampas). Hal ini bisa diketahui dengan cara melihatnya. Sari Buah Merah yang ada di dalam botol transparan bisa langsung diketahui dengan cara menyorotkan lampu senter atau lampu lain dan melihat bagian sisi sebaliknya.
Jika
terlihat ada endapan, kualitas sari Buah Merah tersebut patut
dipertanyakan karena kemungkinan endapan tersebut adalah pasta atau
campuran minyak goreng. Jika dituang di dalam piring atau sendok, sari
Buah Merah berwarna merah tua.
Sari
Buah Merah yang berwarna hitam menandakan gosong atau hangus saat
proses pembuatannya. Sementara itu, sari Buah Merah yang berwarna
kekuningan menandakan proses pemasakannya terlalu lama dan merupakan
minyak jenuh yang berbahaya bagi kesehatan. Minyak yang keruh menandakan
masih banyak campuran pasta dan perlu diendapkan lagi.
2. Mencium Aroma
Sari
Buah Merah yang berkualitas tidak mempunyai bau sama sekali atau hanya
ada bau gurih yang mirip bau pandan. Berbau busuk berarti sari Buah
Merah tersebut jelek. Sari buah seperti ini biasanya disebabkan proses
pembuatannya tidak higienis atau terlalu banyak mengandung pasta. Bau
sari Buah Merah yang busuk menyerupai bau telur busuk. Berbau asam
seperti bau cuka berarti sari Buah Merah sudah rusak.
Berbau
gosong atau hangus berarti sari Buah Merah tersebut gosong karena
proses pemasakannya dengan cara digoreng atau melalui proses pemanasan
tinggi dalam waktu lama. Kandungan tokoferol dan betakaroten sari Buah
Merah seperti ini sudah berkurang banyak.
3. Merasakan
Sari
Buah Merah yang baik jika dirasakan dengan lidah tidak mempunyai rasa
sama sekali. Saat ini sari Buah Merah yang banyak beredar adalah dalam
bentuk minyak. Rasa sari Buah Merah dalam bentuk minyak sama dengan rasa
minyak goreng biasa, tidak berasa sama sekali, baik manis, asam, asin.
Jika
terasa asam, berarti sari Buah Merah tersebut sudah busuk. Rasa manis
atau asin berarti sari buah tersebut sudah tercampur atau dicampur
dengan bahan lain, seperti gula, garam, atau zat lain.
Kandungan Buah Merah Papua
Adapun penelitian tentang khasiat pengobatan Buah Merah pertama kali dilakukan oleh peneliti dosen Universitas Cendrawasih di Jayapura yaitu Drs. I Made Budi M.S. sebagai ahli gizi dan dosen Universitas Cendrawasih sempat mengamati secara seksama kebiasaan masyarakat tradisional di Wamena dan desa-desa kawasan pegunungan Jayawijaya yang mengonsumsi Buah Merah.Pengamatan atas masyarakat lokal berbadan lebih kekar dan berstamina tinggi, padahal hidup sehari-hari secara asli tradisional yang serba terbatas dan terbuka dalam berbusana dalam kondisi alam yang keras serta kadang-kadang bercuaca cukup ekstrim di ketinggian pegunungan. Keistimewaan fisik penduduk yakni jarang yang terkena penyakit degeneratif seperti: hipertensi, diabetes, penyakit jantung dan kanker.
Dengan meneliti kandungan komposisi gizinya, ternyata dalam ujud Buah Merah banyak mengandung antioksidan dengan kandungan rata-rata :
- Karoten (12.000 ppm)
- Betakaroten (700 ppm)
- Tokoferol (11.000 ppm)
Betakaroten berfungsi memperlambat berlangsungnya penumpukan flek pada arteri. Jadi aliran darah ke jantung dan otak berlangsung tanpa sumbatan. Interaksinya dengan protein meningkatkan produksi antibodi. Ini dapat meningkatkan jumlah sel pembunuh alami dan memperbanyak aktivitas sel T Helpers dan limposit. Suatu kutipan studi membuktikan konsumsi betakaroten 30-60 mg/hari selama 2 bulan membuat tubuh dapat memperbanyak sel-sel alami pembasmi penyakit. Bertambahnya sel-sel alami itu menekan kehadiran sel-sel kanker karena ampuh menetralisasikan radikal bebas senyawa karsinogen penyebab kanker.
Dalam beberapa penelitian terbatas yang dilakukan I Made Budi dengan metode pengobatan langsung dengan Buah Merah, peneliti mengungkapkan keberhasilan yang amat tinggi dalam upaya pengobatan yang dilaksanakan terhadap beberapa penyakit.
Hal singkat cara mengolah buah merah adalah :
- Memilih buah merah yang sudah tua dan besar dari jenis buah merah bargom atau maler kultivar merah panjang yang bisa menghasilkan minyak buah merah yang banyak dan banyak kandunganya.
- Memotong, membuang empulur, memcuci sampai bersih dari debu yang menempel pada daging buah merah dengan menggunakan sikat dan air bersih.
- Mengkukus atau merebus buah merah hingga masak kurang lebih selama 1 hingga 11/2 jam untuk memudahkan dalam mengeluarkan minyak sari buah merah
- Memisahkan antara air, biji, ampas dan minyak sari buah merah
- Minyak sari buah merah diendapkan selama 15 sd 30 hari
- Minyak sari buah merah disimpan dalam botol kaca atau plastic yang stiril
- Untuk lebih jelasnya dapat dibaca pada buku hasiat manfaat buah merah si-emas merah dari papua.
Akhir
kata semoga artikel ini bermanfaat bagi para pencari informasi buah
merah dari Papua. Home Industri Buah Merah Wamena Papua berupaya
memberikan yang terbaik dari Sari Buah Merah yang kami tawarkan, harapan
kami semoga dengan memberikan yang terbaik akan terbina hubungan
persaudaraan di antara kita amin.
No comments:
Post a Comment