Mobil produksi siswa-siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Esemka
akhirnya diterima pejabat pemerintah dan dipastikan bakal mengaspal di
Solo lewat tangan Walikota Solo Joko Widodo.
Hasil perakitan para siswa SMK Negeri 2 Surakarta bekerja sama dengan
bengkel Kiat Motor Klaten Indonesia itu diklaim memiliki keunggulan dari
segi mesin dan harga spare part yang murah.
Warna model terbaru Esemka kini mengalami perubahan, tidak seperti sejak
awal debutnya. Siswa-siswi SMK sudah mewarnainya dengan car hitam di
sekujur tubuh Esemka Rajawali.
Sport Utility Vehicle (SUV) Esemka diperkuat dengan mesin 1500 cc 4
silinder bensin dengan teknologi multi point injection rakitan 2011.
Mesinnya mampu menghasilkan tenaga sebesar 105 Hp pada putaran 5.500 RPM
dengan torsi maksimum hingga 145 Nm di 4.100 RPM.
Esemka Rajawali 1.5i tersebut bisa mengkonsumsi bahan bakar bensin (RON
88) atau premium dengan kapasitas tangki 75 liter. Rajawali mampu
menampung 7 orang karena mempunyai panjang 5.035 mm, lebar 1.690 mm,dan
tinggi 1.630 mm, sehinga mobil tersebut tergolong handal untuk keluarga
Indonesia dengan daya tampung 7 penumpang.
Hebatnya Rajawali sudah tersemat fitur elektronik mirip SUV premium
lainnya, misalnya power steering, central lock, power windows, AC dual
zone, sensor parkir, dan CD player. Sementara itu ATPM selaku penjual
dan distribusi Esemka akan dipegang oleh PT Solo Manufaktur Kreasi.
Walikota Surakarta Joko Widodo menyebutkan jika diproduksi massal mobil ini harganya mencapai Rp 75 juta.
Komparasi Esemka dengan SUV Sejenis, perbandingan Esemka dengan Honda CR-V, Toyota Rush 1.500 cc S VVTI Manual
Pasar mobil Sport Utility Vehicle (SUV) di Indonesia kedatangan tamu
baru yakni Esemka bermodel SUV yang dinamai Rajawali. Kalau dibandingkan
dengan mobil sejenis bagaimana ya?
Meski masih 'ingusan' dan belum setenar SUV di tanah air yang notabene
buatan Jepang, namun mobil satu ini cukup memukau berkat hasil tangan
para anak bangsa. Tak pelak, mobil yang dihasilkan dari bengkel rumahan
di Solo itu mendapat perhatian masyarakat Indonesia.
Desainnya dari depan khususnya lampu mengingatkan kita dengan mobil
Honda CR-V. Sementara bodinya seperti SUV Ford Everest. Dari sekian
banyak masyarakat Indonesia hanya pejabat di Surakarta yakni Walikota
Surakarta Joko Widodo dan Wakil Walikota Surakarta Hadi Rudyatmo yang
mau menjadikan mobil SUV Esemka Rajawali sebagai kendaraan dinas
sehari-hari.
Untuk mengetahui bagaimana performa Esemka Rajawali di Indonesia, kali
ini detikOto ingin membandingkan 3 SUV di tanah air termasuk Esemka. 2
diantaranya sebagai SUV terlaris di RI Toyota Rush 1.500 cc S VVTI
Manual, dan dengan SUV yang memiliki kelas lebih tinggi yakni Honda CR-V
2.000 cc.
Daya tampung
Dari segi fungsi Esemka Rajawali tidak beda dari kedua SUV tersebut
(Toyota Rush, Honda CR-V). Namun dari jumlah penumpang Esemka lebih
banyak yakni bisa menampung 7 penumpang. Jadi Esemka sudah sangat
memikirkan kebutuhan masyarakat Indonesia yang doyan pelesiran. Tak
pelak dengan SUV Esemka Rajawali, bukan tidak mungkin keinginan
masyarakat Indonesia terpenuhi.
Dari ukuran bodi Esemka Rajawali memiliki panjang 5.035 mm, lebar 1.690
mm,dan tinggi 1.630 mm. Honda CR-V lebih pendek dimensinya panjang 4.566
mm, lebar 1.820 mm, dan tinggi 1.680 mm.
Sementara Rush memiliki panjang 4.420 mm, lebar 1.745 mm, serta tinggi 1.740 mm.
Desain bodi
Secara kasat mata, bodi SUV Esemka memang masih terlihat kaku dan tidak
seaerodinamis SUV Rush dan SUV Honda CR-V. Dan tidak dipungkiri beberapa
bagian eksterior SUV Esemka masih banyak mencomot desain mobil yang
beredar di tanah air. Namun jika berbicara ide, pemikiran anak SMK
tersebut cukup menarik lewat SUV Esemka.
Hasilnya para anak SMK berhasil menciptakan sebuah mobil SUV yang diklaim mumpuni.
Mesin
Berbicara soal mesin, Esemka disokong dengan mesin 1.500 cc SOHC 4
silinder bensin dengan teknologi multi point injection yang mampu
menghasilkan tenaga sebesar 105 Hp pada putaran 5.500 RPM dengan torsi
maksimum hingga 145 Nm di 4.100 RPM. Mesin tersebut menggerakkan roda
belakang.
Sedangkan Honda CR-V 2.000cc diperkuat dengan mesin 1.997cc SOHC dengan
asupan bensin PGM-Fi. Berbeda dengan Esemkan, CR-V berpenggerak roda
depan. Mesin tersebut bisa mengasilkan tenaga 150 Hp pada 6.200 RPM dan
torsi 190 Nm pada 4.200 RPM.
Dan untuk Toyota Rush diperkuat mesin 1.500cc bensin 5 speed manual
penggerak roda belakang. Kolaborasi itu bisa menghasilkan tenaga 109 Hp
pada 6.000 RPM serta torsi 141 Hp pada 4.400 RPM. SUV Rush sudah
dilengkapi dengan Electronic Power Steering (EPS).
Jadi dari sisi tenaga sebenarnya Esemka tidak kalah jauh.
Fitur keselamatan dan hiburan
Dan tak kalah menarik Esemka Rajawali sudah tersemat fitur elektronik
mirip SUV lainnya, misalnya power steering, central lock, power windows,
AC dual zone, sensor parkir, dan CD player. Sayang Esemka Rajawali
belum tersemat airbag, tidak seperti kedua SUV Rush dan Terios.
Harga ketiga SUV
Soalnya harga, SUV Esemka tak kalah menarik. Sebab dengan fitur
segudang, SUV Esemka hanya dibanderol Rp 90 juta. Jelas jauh dengan
kedua SUV Rush dan Honda CR-V. Toyota Rush 1.500 cc S dress up
dibanderol Rp 208,3 juta sementara SUH Honda CR-V Rp 348 juta.
Namun untuk Esemka saat ini belum diproduksi massal dan masih menunggu
izin dari Kementerian Perhubungan. Namun pecinta otomotif seperti
anggota DPR Roy Suryo mengaku sudah inden mobil ini selama 4 bulan.
Jenis Mobil-mobil Esemka
Mobil nasional buatan siswa SMK yakni Esemka, tidak hanya memiliki 1
model saja seperti yang dipakai Walikota Solo Joko Widodo saat ini.
Mobil itu sebenarnya memiliki berbagai model dan tipe.
Model-model berbeda dan namanya pun berbeda-beda. Tergantung sekolah
mana yang merakitnya. Salah seorang Kepala Sekolah SMK di Jawa Tengah
beberapa waktu lalu kepada detikOto menuturkan jika mobil ini nantinya
diproduksi massal, suku cadangnya bisa tersedia di berbagai SMK
tersebut.
Jadi istilahnya SMK bisa berubah menjadi seperti diler ataupun tempat
pemasaran mobil-mobil itu. Mirip 3S (Sales, Service dan Spare Part)-nya
pabrikan lah. Namun sepertinya SMK bakal menggandeng pihak lain untuk
menjual mobil-mobil ini kalau nanti diproduksi betulan.
Saat ini PT Autocar Industri Komponen (AIK) dan beberapa perusahaan
seperti PT Solo Manufaktur Kreasi membantu SMK mewujudkan mobil Esemka
itu.
Mobil itu sekarang belum bisa diproduksi massal karena masih menunggu
izin laik jalan dari instansi terkait. Tetapi sebelum diproduksi massal
kita lihat dulu model-model Esemka yang sudah dibuat para siswa SMK.
Yang pertama adalah SUV yang juga dikenal dengan Esemka Rajawali.
Modelnya kini sudah mengalami perubahan. Saat ini rupanya lebih mirip
Honda CR-V dengan bodi belakang Isuzu Panther namun dengan ukuran lebih
panjang.
Dengan model barunya itu, SUV Rajawali makin membuat orang kesengsem.
Harganya jika dipasarkan massal nanti akan diusahakan tidak melebihi Rp
180 juta.
Sementara model kedua adalah pikap double kabin yang dibuat oleh SMK 1
Singosari Esemka Digdaya yang dinamai Digdaya. Rencananya jika
dipasarkan mobil ini akan dibanderol seharga Rp 100 juta. Dengan harga
tersebut untuk ukuran pikap double kabin memang menggiurkan. Apalagi
ditambah dengan tongkrongan bodi yang kekar.
Dari sisi bentuk, Digdaya memiliki bentuk yang lebih orisinil karena sedikit menggunakan parts dari mobil lain.
Pilihan-pilihan mesin untuk Rajawali dan Digdaya tersebut antara lain
mesin bensin berkapasitas 1.500 cc, 1.800 cc, 2.000 cc dan 2.200 cc.
Versi dieselnya pun kabarnya tengah disiapkan.
Setelah mengenal 2 jenis mobil Esemka sebelumnya yakni Digdaya dan SUV.
Kita beralih ke mobil Esemka lainnya yakni Zhangaro. Si mobil niaga ini
diproduksi oleh SMK Negeri 10 Malang. Berbekal mesin yang sama pikap ini
sekilas memang dengan Suzuki Futura atau Suzuki Carry, apalagi bila
menilik pada desain dashboardnya, terutama pada lingkar kemudianya.
Namun, untuk engine, tetap berlogo Esemka 1.5 i EFI, meskipun untuk
sasisnya mencangkok dari Mitsubishi Colt T 120 SS, tahun 2003. Begitupun
untuk gearbox yang dimabil dari merek yang sama, yakni Mitsubishi colt T
120 SS.
Sedangkan transmisi 5 speed dari Suzuki Vitara, diklaim mumpuni untuk mengajak Zhangaro bergerak mengangkat beban.
Daihatsu Gran Max ikut andil dengan menyumbangkan headlamp, sementara
Daihatsu Taft GT, mengisi penerangan buritan, atau stop lamp.
Berbahan plat setebal 1,5 mm, bak seluas 1 meter kubik cukup besar untuk
memenuhi kebutuhan angkut mengangkut, dengan panjang 225 cm, lebar 145
cm, dan tinggi 33 cm.
Kemudian adalagi mobil van yang dibuat oleh SMK Negeri 6 Malang. Van ini dinamai Rosa Van 1.5i.
Disokong oleh sasis dari Toyota Hiace, mobil ini mampu menampung 8 orang dewasa, selayaknya mobil van dengan 8 seaternya.
Ruang kabin pun terasa lega, meskipun balutan kemewahan belum dijadikan acuan dalam mendesain ruang kabin.
Namun, mobil sebesar ini juga disematkan dengan kapasitas mesin yang
sama, yakni 1.500 cc Multi EFI. Nah untuk mengimbangi berat bodi yang
besar, SMK menggunakan gearbox Toyota Hiace bensin, karena rasio giginya
lebih kecil, jadi ringan.
Begitupun dengan transmisinya yang mencangkok kepunyaan Suzuki Vitara.
Dan model terakhir adalah model mobil hatchback. Masih menggunakan mesin
esemka 1.5i multi injection. Hatchback ini menginatkan kita dengan
Terios. Ya memang lampu depannya menggunakan lampu sama dengan Terios.
Suzuki Escudo berperan dalam transmisinya, poros propeller, rem belakang
dan handle pintu. Sedankan suspensi menggunakan milik Mitsubishi L300
dan Isuzu Panther. Spionnya dicomot dari Spion APV.
Namun SMK membuat sendiri poros input, kaca dan wearing kabelnya.
Meski masih menggunakan parts dari mobil lain, bukan berarti Esemka
tidak bisa berkembang. Buktinya Walikota Surakarta Joko Widodo pun
menggunakannya sebagai mobil dinas.
Apalagi pabrikan mobil besar di dunia juga pada masa-masa awal mereka
berdiri juga belajar pada pabrikan lain terlebih dulu. Sebut saja
pabrikan terbesar di dunia saat ini Toyota, dan pabrikan dari Korea
Hyundai yang belajar ke pabrikan AS dan Eropa.
No comments:
Post a Comment