Di antara kanker pembunuh wanita terbanyak di dunia adalah kanker payudara. Ada sekitar 39.520 wanita meninggal dunia setiap tahun digerogoti penyakit ganas itu.
Sebenarnya, pengidap kanker payudara bisa sembuh. Risiko kematian pun
bisa diminimalisir, jika kanker terdeteksi lebih cepat. Untuk itu
sebagai wanita Anda harus mengetahui gejala-gejala awal kanker payudara.
Salah satunya dengan memperhatikan munculnya sel-sel abnormal pada
saluran susu di payudara atau yang disebut Ductal Carsinoma in Situ
(DCIS).
DCIS dianggap sebagai bentuk paling awal dari kanker payudara. DCIS
noninvasif artinya belum menyebar keluar dari saluran susu dan menyerang
bagian payudara lainnya. Selain itu, DCIS biasanya ditemukan lewat
prosedur mammogram yang merupakan bagian dari skrining kanker payudara.
Karena keakuratan skrining meningkat dengan menggunakan mammogram,
tingkat diagnosa DCIS naik secara dramatis dalam beberapa tahun
terakhir.
DCIS tidak membahayakan nyawa, tidak memerlukan pengobatan untuk
mencegahnya menjadi invasif. Kebanyakan wanita penderita DCIS diobati
dengan pembedahan dan radiasi, dan hasilnya cukup efektif.
Bagi kebanyakan penderita, DCIS tidak menunjukkan tanda-tanda atau
gejala tertentu. Namun, terkadang DCIS dapat menyebabkan tanda dan
gejala seperti benjolan pada payudara dan puting berdarah.
Seperti dilansir dari Mayo Clinic,
DCIS terbentuk ketika terjadi mutasi genetik dalam DNA sel saluran
payudara. Mutasi genetik menyebabkan sel-sel muncul normal, tetapi
sel-sel ini belum memiliki kemampuan untuk keluar dari saluran payudara.
Para peneliti tidak tahu persis apa yang memicu pertumbuhan sel abnormal
penyebab DCIS. Sejumlah faktor mungkin dapat memainkan peran, termasuk
gen dari orang tua, lingkungan, dan gaya hidup.
Sementara itu, pengobatan bagi penderita DCIS memiliki kemungkinan
keberhasilan yang tinggi untuk menghilangkan tumor dan mencegah
kekambuhan.
Dalam banyak kasus, pilihan pengobatan kanker payudara meliputi :
Operasi
Untuk pasien DCIS, salah satu keputusan pertama yang harus dibuat adalah
apakah ingin mengobati penyakit dengan pembedahan breast-conserving
(lumpectomy) atau pembedahan mengangkat payudara (Mastectomy).
Lumpectomy
Lumpectomy adalah operasi menghilangkan daerah payudara yang terpengaruh
DCIS dan membatasi jaringan sehat yang mengelilinginya. Prosedur ini
memungkinkan pasien untuk mempertahankan sebanyak mungkin payudara yang
masih sehat, tergantung pada banyak jaringan yang dihilangkan.
Mastectomy
Untuk mengobati DCIS, Mastectomy sederhana dilakukan dengan cara
menghilangkan jaringan payudara, kulit, areola, puting, dan mungkin
kelenjar getah bening di ketiak (sentinel node biopsi).
Setelah Mastectomy, dapat dilakukan rekonstruksi payudara jika
diinginkan. Karena lumpectomy yang dikombinasikan dengan radiasi sudah
cukup efektif mengobati DCIS.
Terapi radiasi
Terapi radiasi menggunakan sinar energi tinggi untuk membunuh sel
kanker, seperti sinar-X. Terapi radiasi setelah lumpectomy mengurangi
kemungkinan DCIS akan kambuh atau berkembang menjadi kanker invasif.
Radiasi biasanya digunakan setelah lumpectomy.
Namun pada beberapa pasien wanita, radiasi tidak diperlukan jika area
DCIS masih dianggap kecil dan benar-benar sudah hilang setelah operasi,
atau pada wanita tua dengan masalah kesehatan tertentu.
Tamoxifen
Obat tamoxifen berfungsi memblokir estrogen, hormon yang memicu beberapa
jenis sel-sel kanker payudara dan mempercepat pertumbuhan tumor.
Tamoxifen hanya efektif melawan kanker yang tumbuh akibat pengaruh
hormon (kanker reseptor hormon positif).
Tamoxifen hanyalah pengobatan tambahan untuk DCIS setelah operasi atau
radiasi dalam upaya untuk mengurangi kesempatan kambuhnya DCIS atau
berkembang menjadi kanker payudara invasif.
Kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker atau sitokina
dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan
membunuh sel kanker melalui mekanisme kemotaksis. Tidak hanya sel kanker
pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh (Denton, 1996). Efek dari
kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok
karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.
Jika pasien memilih Mastectomy, tamoxifen tidak perlu digunakan sebab
risiko kanker payudara invasif atau kambuhnya DCIS sangat kecil.
Diskusikanlah pro dan kontra penggunaan tamoxifen dengan dokter.
sumber : inilah.com
Cara Mengobati Kanker Payudara, Pengobatan Kanker Alami, Tanpa Efek
Samping, Tanda Kanker Payudara, Gejala Awal Kanker Payudara, Pilihan
Pengobatan Kanker, Alternatif Pengobatan Sakit Kanker Payudara,
Faktor-faktor penyebab
Faktor Risiko
Menurut Moningkey dan Kodim, penyebab spesifik kanker payudara masih
belum diketahui, tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan
mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara diantaranya:
Faktor reproduksi: Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan
risiko terjadinya kanker payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur
muda, menopause pada umur lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur
tua. Risiko utama kanker payudara adalah bertambahnya umur.
Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat
kehamilan pertama merupakan window of initiation perkembangan kanker
payudara.
Secara anatomi dan fungsional, payudara akan mengalami atrofi dengan
bertambahnya umur. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa
sebelum menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi
jauh sebelum terjadinya perubahan klinis.
Penggunaan hormon:
Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Laporan
dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat
peningkatan kanker payudara yang signifikan pada para pengguna terapi
estrogen replacement. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak
terdapat risiko kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita
yang menggunakan obat ini untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi
untuk mengalami kanker payudara sebelum menopause. Sel-sel yang
sensitive terhadap rangsangan hormonal mungkin mengalami perubahan
degenerasi jinak atau menjadi ganas.
Penyakit fibrokistik: Pada
wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada
peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan
papiloma, risiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada
hiperplasia atipik, risiko meningkat hingga 5 kali.
Obesitas: Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk
tubuh dengan kanker payudara pada wanita pasca menopause. Variasi
terhadap kekerapan kanker ini di negara-negara Barat dan bukan Barat
serta perubahan kekerapan sesudah migrasi menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh diet terhadap terjadinya keganasan ini.
Konsumsi lemak: Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko
terjadinya kanker payudara. Willet dkk. melakukan studi prospektif
selama 8 tahun tentang konsumsi lemak dan serat dalam hubungannya dengan
risiko kanker payudara pada wanita umur 34 sampai 59 tahun.
Radiasi: Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas
meningkatkan terjadinya risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian
yang dilakukan disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi berhubungan
secara linier dengan dosis dan umur saat terjadinya eksposur.
Riwayat keluarga dan faktor genetik: Riwayat keluarga merupakan komponen
yang penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining
untuk kanker payudara. Terdapat peningkatan risiko keganasan pada wanita
yang keluarganya menderita kanker payudara. Pada studi genetik
ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu. Apabila
terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen kerentanan terhadap kanker payudara,
probabilitas untuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50
tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun. Faktor Usia sangat berpengaruh
-> sekitar 60% kanker payudara terjadi di usia 60 tahun. Resiko
terbesar usia 75 tahun
Faktor Genetik
Kanker peyudara dapat terjadi karena adanya beberapa faktor genetik yang
diturunkan dari orangtua kepada anaknya. Faktor genetik yang dimaksud
adalah adanya mutasi pada beberapa gen yang berperan penting dalam
pembentukan kanker payudara gen yang dimaksud adalah beberapa gen yang
bersifat onkogen dan gen yang bersifat mensupresi tumor.
Gen pensupresi tumor yang berperan penting dalam pembentukan kanker payudara diantaranya adalah gen BRCA1 dan gen BRCA2
No comments:
Post a Comment