Pra-kata, Filosofi Kebatinan dan Spiritual. |
Dalam penulisan-penulisan bertema kebatinan dan spiritual Penulis
ingin menekankan bahwa pengertian keilmuan kebatinan dan spiritual
disini bersifat luas, bukan hanya kebatinan dan spiritual kegaiban,
kejawen, atau ilmu-ilmu duniawi lainnya, tetapi juga kebatinan dan
spiritualitas keagamaan yang dianut oleh masing-masing orang, walaupun pada
kenyataannya semuanya tergantung pada manusia yang bersangkutan apakah kemampuan yang berasal dari kebatinan dan
spiritualitas keagamaan itu akan murni digunakan untuk urusan keagamaan ataukah akan juga digunakan untuk tujuan keilmuan.
Sebenarnya
pengertian
kebatinan, spiritual, kegaiban dan keagamaan sudah dipahami sejak
manusia masih muda (bahkan ketika masih anak-anak). Lingkungan kehidupan
dan
alam sekitarnya membantu manusia untuk lebih peka terhadap adanya
hal-hal yang
sebenarnya ada tetapi tidak terlihat mata, bahwa ada dimensi lain yang
bersifat gaib dalam kehidupan ini. Saat masih anak-anak dan muda, suara
hati dan nurani masih bersih
dan menuntun kepada perilaku yang baik, walaupun juga kenyataannya,
watak
dan perbuatan jahat juga sudah ada, yang mempengaruhi seseorang menjadi
senang
menonjolkan diri, mementingkan dirinya sendiri dan berbuat untuk
kesenangan dan
keuntungannya sendiri.
Ketika
masih muda atau anak-anak, biasanya pembelajarannya adalah pengertian
kebatinan dan spiritual yang bersifat keagamaan dan budi pekerti, atau
belajar ilmu beladiri / kanuragan, seperti pencak silat,
karate, dsb, yang dalam pelajarannya juga ditanamkan
pengertian-pengertian budi pekerti,
keksatriaan dan hal-hal yang mengarah pada kebatinan dan spiritualitas
umum.
Di dalam perguruan-perguruan
tertentu, selain diajari ilmu kanuragan, ada yang juga diajari ilmu kebatinan, terutama
adalah ilmu gaib, sebagai rangkapan ilmu kanuragan, supaya hasilnya lebih
dahsyat, berupa amalan-amalan atau aji-aji
untuk kekuatan dan keselamatan, untuk memayungi diri dari serangan fisik dan
non-fisik, sehingga mereka yang mempraktekkan ilmu beladiri
kanuragan menjadi kuat dan bahkan sakti,
karena selain memiliki kemampuan beladiri, tubuhnya juga kuat, memiliki pukulan
yang mematikan, kuat menahan pukulan, mampu mematahkan kayu, besi, dsb, atau
bahkan tubuhnya menjadi kebal, tidak mempan senjata tajam, dsb.
Kanuragan
biasanya diminati oleh golongan muda. Setelah melihat dan
mengalami sendiri hasilnya yang menakjubkan bila dirangkap dengan ilmu
kebatinan atau ilmu gaib, mereka menjadi lebih percaya kepada
hal-hal yang bersifat supranatural.
Semakin dewasa umur seseorang dan
kepribadiannya, akan menjadi lebih sabar dan bijaksana, lebih mampu
mengendalikan diri, dan secara alami akan lebih memilih penggunaan
amalan-amalan keselamatan yang berguna tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi
juga untuk keluarga dan orang lain, daripada aji-aji
kanuragan yang hanya berguna untuk dirinya sendiri.
Orang yang masih senang menggeluti kenikmatan yang melulu bersifat
keduniawian, seperti masih senang dengan kekuatan, harta kekayaan dan status
sosial, tentu tidak atau belum tertarik pada olah batin dan spiritual, terutama yang bersifat kesepuhan. Bila
mereka menggeluti hal-hal kebatinan, yang ditekuninya hanyalah ilmu-ilmu
tertentu saja yang berguna untuk duniawinya. Arahnya adalah kepada ilmu
gaib, atau menggunakan jasa paranormal atau orang pinter untuk mendapatkan suatu ilmu atau kegaiban tertentu,
atau melakukan tirakat dan berziarah untuk mendapatkan berkah duniawi sesuai
keperluannya masing-masing, bukan olah kebatinan / kesepuhan.
Orang-orang yang mempelajari kebatinan dan spiritual yang bersifat kesepuhan biasanya adalah orang-orang yang telah matang dalam usia dan kepribadian. Seseorang biasanya akan mulai menekuni spiritualitas yang bersifat kesepuhan bila usia dan kehidupannya sudah mapan, sudah menerima kondisi kehidupan, sudah merasa cukup, tidak lagi melulu mengejar kehormatan dan kebendaan. Pada tahapan ini manusia telah memiliki kesadaran bahwa selain kehidupan duniawi yang harus baik dan benar, juga ada kehidupan spiritual yang harus dipahami dan dijalani. Apalagi setelah menyadari bahwa hidup di dunia ini relatif tidak lama, maka orang tersebut akan berusaha bersikap bijak dan mulai menapaki kehidupan kebatinan-spiritual / keagamaan sebagai sarana kesempurnaan hidup di dunia.
Seseorang
yang masih berusia muda, biasanya masih dipenuhi hasrat keduniawian
yang tinggi, ego dan ke-Aku-an yang tinggi, sehingga bila mempelajari
suatu ilmu atau pun keagamaan, biasanya hanya berfokus pada
ajaran-ajaran, dogma dan doktrin, hasil yang ingin diraih, dan
menonjolkan ke-Aku-annya. Dan segala apa yang telah dicapainya akan
cenderung untuk dipamerkan supaya dipandang hebat oleh orang lain dan
cenderung untuk memaksakan kebenarannya sendiri kepada orang lain.
Terjadi demikian karena orang tersebut belum memiliki kebijaksanaan kesepuhan dalam dirinya.
Cerita
tentang kegaiban, kebatinan dan spiritual dipenuhi dengan mitos dan
tahayul. Sulit untuk mencari kebenaran yang sejati, kecuali bagi mereka
yang mempunyai kemampuan untuk menyingkap misterinya. Cara mempelajari
dan memahami dunia supranatural pun berbeda
dengan mempelajari ilmu pasti, tidak berdasarkan kekuatan otak dan
logika, namun menggunakan kepekaan rasa dan batin, dengan laku prihatin,
doa-doa dan
amalan, ditambah bumbu-bumbu cerita mitos dan tahayul, menjadikan dunia
supranatural seringkali dikonotasikan sebagai mistik dan klenik.
Karena
itulah dalam kehidupan modern ini banyak orang yang memaksakan sikap
berpikirnya untuk tidak percaya dengan hal-hal yang bersifat mistis. Mereka tidak percaya karena itu adalah kuno, kehidupan masa lampau, dan tidak masuk akal.
Tetapi banyak juga orang berpandangan lain, karena hal-hal atau kejadian-kejadian gaib pun masih terjadi hingga hari ini. Semua
pandangan di atas hanya berlaku bagi mereka yang tidak mengerti dan
tidak menguasai masalah kegaiban, kegaiban hidup dan kegaiban alam.
Pandangan di atas tidak berlaku untuk mereka yang mau mengerti dan mampu
menyingkap rahasia kegaibannya. Sekalipun hal-hal gaib itu tidak tampak
mata biasa, tetapi bisa dipelajari dan bisa ditemukan kebenarannya,
dengan cara atau metode tertentu, asalkan tahu caranya, dan keilmuan
gaib juga bisa dipelajari, dikembangkan dan bisa dipertunjukkan. Jadi
hal-hal mistis dan gaib itu bukannya tidak masuk akal, tetapi akalnya yang tidak sampai.
Dunia supranatural berbeda dengan mitos dan tahayul dan juga tidak sama dengan permainan sulap dan sihir. Dunia supranatural berkenaan
dengan kegaiban yang benar-benar ada, tetapi tidak tampak mata biasa,
hanya bisa dirasakan dengan rasa dan batin. Karena itu cara-cara
mempelajari dan memahaminya pun berbeda
dengan cara mempelajari ilmu pasti, yaitu tidak dengan mengedepankan
kekuatan otak dan logika, namun mengedepankan rasa dan batin. Setelah
mampu menginderai dengan rasa dan batin, barulah dinalar dengan otak dan
logika, sehingga dunia keilmuan gaib pun bisa dipelajari oleh banyak orang, bisa dikembangkan dan dipertunjukkan.
Mengerti tentang kegaiban yang dialami manusia saja tidak mampu,
bagaimana dapat mengerti dan mengenal Tuhan, yang sejatinya adalah
sumber segala kegaiban. Itulah keterbatasan pikiran dan akal budi
manusia. Karena itulah Allah membekali manusia dengan roh, supaya dengan
rohnya manusia dapat mengerti hal-hal yang bersifat roh, kegaiban hidup dan kegaiban alam, dan dapat mengenal Allah dan
jalan yang benar menuju Tuhan, supaya manusia tidak hanya berkeras diri
membela ajaran-ajaran dan dogma-doktrin yang membelenggu akal sehat,
yang manusianya sendiri tidak mengetahui kebenarannya (bisanya hanya percaya saja), dan juga supaya manusia memiliki hikmat kebijaksanaan dalam dirinya tentang Allah dan kebenaranNya.
Maka dengan
adanya penulisan-penulisan ini diharapkan bisa memperkaya pemahaman kita
tentang dunia kegaiban, kebatinan dan spiritual, bisa menjadi bahan
untuk menyingkap misterinya secara logis dan bisa
mengambil manfaatnya dalam kebijaksanaan bersikap.
Keilmuan
Supranatural / Metafisika yang dipelajari dan dikembangkan manusia
umumnya adalah dalam bentuk Ilmu Kanuragan dan Tenaga Dalam, Kebatinan,
Spiritual, Ilmu Gaib dan Ilmu Khodam. Ilmu-ilmu itu berdiri
sendiri-sendiri dan memiliki kekuatannya sendiri-sendiri,
tetapi bisa juga merupakan satu rangkaian kesatuan ilmu. Walaupun
sebenarnya masing-masing adalah berbeda dan masing-masing memiliki
kekuatannya sendiri-sendiri, tetapi masing-masing juga memiliki
kesamaan, yaitu berhubungan dengan kegaiban. Bahkan
ilmu-ilmu tersebut di atas dapat dirangkaikan menjadi satu kesatuan
ilmu, ilmu yang satu dirangkap dengan ilmu lainnya, sehingga hasilnya
akan berlipat ganda dibandingkan bila hanya sendiri-sendiri.
Untuk
menjelaskan berbagai ilmu tersebut di atas, yang semuanya juga
berhubungan dengan kegaiban, Penulis mengambil pendekatan dari cara
seseorang menekuni ilmu tersebut. Biasanya jika seseorang mempelajari ilmu tenaga dalam, kebatinan dan
spiritual melalui suatu perguruan, tahapan yang dilalui adalah sebagai berikut
:
1. Olah Raga dan Olah Fisik Kanuragan2. Olah Nafas dan Tenaga Dalam 3. Olah Rasa 4. Olah Batin, 5. Ilmu Gaib dan Ilmu Khodam 6. Olah Sukma 7. Olah Spiritual 8. Olah Roh - Manunggaling Kawula Lan Gusti Tahapan-tahapan di atas tidak berarti harus dilalui seseorang untuk sampai pada tahapan berikutnya, karena ada yang hanya menekuni tahapan tertentu saja, sedangkan tahapan lainnya tidak ditekuninya. Dan juga tidak berarti bahwa seseorang yang menekuni sesuatu ilmu, maka pasti dia sudah menguasai tahapan ilmu sebelumnya. Misalnya ada yang menekuni olah raga atau oleh fisik saja, tetapi tidak mempelajari olah nafas dan tenaga dalam. Begitu juga yang mempelajari olah batin, mungkin itu saja yang dipelajari, tidak mempelajari tahapan-tahapan sebelumnya. Itu semua tergantung pada interest masing-masing orang dan program ilmu yang ditekuninya.
Di
dalam
semua jenis keilmuan, ada satu hal mendasar yang seringkali
pengertiannya dikesampingkan orang, yaitu adanya unsur kebatinan. Unsur
kebatinan hadir pada semua aspek kehidupan manusia, termasuk di dalam
aktivitas manusia dalam mempelajari dan menekuni berbagai jenis
keilmuan. Unsur kebatinan itu adalah apa yang biasa disebut sebagai penjiwaan atau penghayatan, yang sangat erat hubungannya dengan rasa dan sugesti.Di
dalam aktivitas manusia berolah raga, kanuragan, mengolah tenaga dalam,
maupun ilmu gaib dan ilmu khodam, atau olah spiritual, selalu
terkandung di dalamnya unsur kebatinan berupa penjiwaan dan penghayatan
pada masing-masing hal yang dijalani, yang seringkali kualitas penjiwaan
dan penghayatan ini akan sangat membedakan hasil / prestasi yang
diperoleh seseorang dibandingkan orang lain yang sama-sama melakukan
aktivitas yang sama.
Secara umum unsur
kebatinan hadir pada semua aspek kehidupan manusia, tidak hanya dalam
hal keilmuan, tetapi dalam semua aspek kehidupan manusia, termasuk di
jaman modern ini, tetapi istilah
kebatinan sendiri seringkali secara dangkal dikonotasikan sebagai
kegiatan klenik. Namun
di luar itu memang ada orang-orang tertentu yang secara khusus
mempelajari keilmuan kebatinan, bukan hanya pada aspek yang bersifat
umum, tetapi juga secara khusus dan mendalam mengenai keilmuan kebatinan
itu sendiri.
----------------
|
Waktu tidak akan pernah menunggu kamu untuk berubah, tapi rubahlah dirimu agar dapat memanfaatkan waktu yang ada
Friday, 24 May 2013
Kebatinan dan Spiritual
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment