Tasawuf
adalah ajaran atau kepercayaan bahwa pengetahuan kepada kebenaran dan
Allah dapat dicapai dengan jalan penglihatan batin, renungan dsb.
Ilmu tasawuf disebut juga sebagai ilmu suluk atau ilmu tarekat.
Dalam perkembangan
peradaban di dunia yang semakin materialisme, ketika manusia memenuhi
kebutuhan hidupnya yang makin beragam dan meningkat, maka banyak terjadi
keguncangan hati serta ketidakstabilan jiwa.
Oleh karena itu terasa pentingnya bimbingan rohani dengan tuntutan agama.
Agama Islam,
sebagai jalan untuk menuju keselamatan di dunia dan di akhirat
kadang-kadang dipahami sebagai indoktrinasi-indoktrinasi yang kaku.
Dalam banyak kejadian sering diucapkan kata-kata kafir, halal, haram, murtat, tanpa memahami hakekatnya.
Ilmu tasawuf berupaya untuk menuntun manusia menuju ketenangan jiwa yang disebut sakinah.
Ketenangan jiwa manusia bersumber dari hati.
Menurut Al-Ghazali ada tiga istilah yang pengertiannya sama, yaitu Qolbun, Nafsun, dan Roh.
Secara harfiah pengertian ketiga istilah tersebut berbeda. Pengertian hati dalam ilmu Tasawuf dibagi menjadi empat:
a. Qolbun
Artinya bolak-balik, setiap waktu berubah-ubah.
Bagi orang yang belum mencapai hakekat, inilah yang disebut sebagai hati.
Perasaannya, jiwanya terombang-ambing oleh situasi dan kondisi yang ada.
b. Dlamirun
Artinya
lubuk hati. Orang ini telah mengetahui pedoman hidup, telah mengetahui
nilai-nilai kebenaran, tapi kadang-kadang ia bisa lepas kontrol dan
tergelincir.
c. Fuadun
Artinya hati nurani. Orang yang bisa menerima kebenaran dan melaksanakannya di dalam setiap perbuatannya.
d. Sirrun
Artinya rahasia hati. Orang yang telah dibimbing oleh Allah.
Dalam kehidupan masyarakat kita sering bertemu dengan orang-orang yang mendapat "barokah" dari Allah dalam bentuk:
a. Orang yang meninggal dunia dengan tenang, khusnul khotimah.
b. Orang yang meninggalkan keturunan manusia-manusia yang saleh.
c. Orang-orang yang di masa tuanya senang walaupun di masa muda penuh kesulitan.
d. Orang-orang yang dalam kesulitan selalu mendapat pertolongan Allah.
e. Orang-orang yang menjalani hidup senantiasa dalam keadaan tenang-tenteram.
f. Orang-orang yang selalu dapat berbuat amal kebajikan dalam keadaan bagaimanapun dan di manapun.
Untuk mencapai keberkatan tersebut ada jalannya yaitu:
a. Memiliki keyakinan yang kokoh terhadap Allah SWT, rahmatnya, barokahnya.
b. Memiliki amalan-amalan dalam hidup, di
antaranya tidak meninggalkan shalat lima waktu, dzikir wirid, shalat
tahajjud, membaca serta menghayati bacaan-bacaan Alquran, Asmaul Husna,
sholawat nabi.
.
1. Pemahaman syariat
Syara'a artinya jalan, dapat dimaksudkan sebagai hukum, metode. Syariat
ini tertuang didalam hukum-hukum fikih yang harus dipahami dan
dikerjakan sesuai dengan aturan-aturan yang ada. Tingkatan
kesadaran: ada milikku, ada milikmu.
2. Pemahaman tarekat
Thoraqo artinya jalan, perbedaannya dengan syara'a: kalau syara'a jalan
di dalam kota, maka thoraqo jalan ke luar kota yang lebih panjang. Oleh
sebab itu, maka tarekat disebut juga jalan untuk memahami hakekat. Orang
yang menggunakan jalan ini disebut penganut tarekat, yang dipimpin oleh
seorang guru tarekat. Mereka yang memasuki tarekat berkehendak untuk
mendapatkan ridha Allah, dan disebut al-muridin atau salik atau orang
yang menuntut ilmu suluk. Banyak sekali perkumpulan tarekat seperti
Naqsabandiah, Qadiriah, Tijaniah, Sanusiah, dsb. Pengikut tarekat
melakukan wirid-wirid tertentu yang dibimbing oleh guru tarekat. Tingkat
kesadaran: milikku adalah milikmu dan milikmu adalah milikku.
3. Pemahaman hakekat
. Haqqo artinya kebenaran. Wujud dari kebenaran yang dapat dilihat
adalah kejujuran, keadilan cinta kasih. Pada tingkatan ini orang telah
memahami makna ibadah yang dilakukan, misalnya "sholat mencegah
kemunkaran", makna berzakat, makna berpuasa, makna berhaji. Tingkat
kesadaran: tidak ada milikku, tidak ada milikmu.
4. Pemahaman makrifat
Asal
katanya arofa artinya tahu ; kenal pada Sang Pencipta. Batinnya sudah
dekat dengan Allah. Semua gerakannya lillahitaala, dan janji Allah untuk
membantu setiap aktivitas orang tersebut: tidak ada aku, tidak ada
kamu; yang ada hanyalah Allah.
No comments:
Post a Comment