Sunday 22 January 2012

Tanda2 kanker payudara

Di antara kanker pembunuh wanita terbanyak di dunia adalah kanker payudara. Ada sekitar 39.520 wanita meninggal dunia setiap tahun digerogoti penyakit ganas itu.

Sebenarnya, pengidap kanker payudara bisa sembuh. Risiko kematian pun bisa diminimalisir, jika kanker terdeteksi lebih cepat. Untuk itu sebagai wanita Anda harus mengetahui gejala-gejala awal kanker payudara.

Salah satunya dengan memperhatikan munculnya sel-sel abnormal pada saluran susu di payudara atau yang disebut Ductal Carsinoma in Situ (DCIS).

DCIS dianggap sebagai bentuk paling awal dari kanker payudara. DCIS noninvasif artinya belum menyebar keluar dari saluran susu dan menyerang bagian payudara lainnya. Selain itu, DCIS biasanya ditemukan lewat prosedur mammogram yang merupakan bagian dari skrining kanker payudara.



Karena keakuratan skrining meningkat dengan menggunakan mammogram, tingkat diagnosa DCIS naik secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir.

DCIS tidak membahayakan nyawa, tidak memerlukan pengobatan untuk mencegahnya menjadi invasif. Kebanyakan wanita penderita DCIS diobati dengan pembedahan dan radiasi, dan hasilnya cukup efektif.

Bagi kebanyakan penderita, DCIS tidak menunjukkan tanda-tanda atau gejala tertentu. Namun, terkadang DCIS dapat menyebabkan tanda dan gejala seperti benjolan pada payudara dan puting berdarah.

Seperti dilansir dari Mayo Clinic, DCIS terbentuk ketika terjadi mutasi genetik dalam DNA sel saluran payudara. Mutasi genetik menyebabkan sel-sel muncul normal, tetapi sel-sel ini belum memiliki kemampuan untuk keluar dari saluran payudara.

Para peneliti tidak tahu persis apa yang memicu pertumbuhan sel abnormal penyebab DCIS. Sejumlah faktor mungkin dapat memainkan peran, termasuk gen dari orang tua, lingkungan, dan gaya hidup.

Sementara itu, pengobatan bagi penderita DCIS memiliki kemungkinan keberhasilan yang tinggi untuk menghilangkan tumor dan mencegah kekambuhan.


Dalam banyak kasus, pilihan pengobatan kanker payudara meliputi :

Operasi
Untuk pasien DCIS, salah satu keputusan pertama yang harus dibuat adalah apakah ingin mengobati penyakit dengan pembedahan breast-conserving (lumpectomy) atau pembedahan mengangkat payudara (Mastectomy).

Lumpectomy
Lumpectomy adalah operasi menghilangkan daerah payudara yang terpengaruh DCIS dan membatasi jaringan sehat yang mengelilinginya. Prosedur ini memungkinkan pasien untuk mempertahankan sebanyak mungkin payudara yang masih sehat, tergantung pada banyak jaringan yang dihilangkan.

Mastectomy
Untuk mengobati DCIS, Mastectomy sederhana dilakukan dengan cara menghilangkan jaringan payudara, kulit, areola, puting, dan mungkin kelenjar getah bening di ketiak (sentinel node biopsi).

Setelah Mastectomy, dapat dilakukan rekonstruksi payudara jika diinginkan. Karena lumpectomy yang dikombinasikan dengan radiasi sudah cukup efektif mengobati DCIS.

Terapi radiasi
Terapi radiasi menggunakan sinar energi tinggi untuk membunuh sel kanker, seperti sinar-X. Terapi radiasi setelah lumpectomy mengurangi kemungkinan DCIS akan kambuh atau berkembang menjadi kanker invasif. Radiasi biasanya digunakan setelah lumpectomy.

Namun pada beberapa pasien wanita, radiasi tidak diperlukan jika area DCIS masih dianggap kecil dan benar-benar sudah hilang setelah operasi, atau pada wanita tua dengan masalah kesehatan tertentu.

Tamoxifen
Obat tamoxifen berfungsi memblokir estrogen, hormon yang memicu beberapa jenis sel-sel kanker payudara dan mempercepat pertumbuhan tumor. Tamoxifen hanya efektif melawan kanker yang tumbuh akibat pengaruh hormon (kanker reseptor hormon positif).

Tamoxifen hanyalah pengobatan tambahan untuk DCIS setelah operasi atau radiasi dalam upaya untuk mengurangi kesempatan kambuhnya DCIS atau berkembang menjadi kanker payudara invasif.


Kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker atau sitokina dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker melalui mekanisme kemotaksis. Tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh (Denton, 1996). Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.


Jika pasien memilih Mastectomy, tamoxifen tidak perlu digunakan sebab risiko kanker payudara invasif atau kambuhnya DCIS sangat kecil. Diskusikanlah pro dan kontra penggunaan tamoxifen dengan dokter.
sumber : inilah.com

Cara Mengobati Kanker Payudara, Pengobatan Kanker Alami, Tanpa Efek Samping, Tanda Kanker Payudara, Gejala Awal Kanker Payudara, Pilihan Pengobatan Kanker, Alternatif Pengobatan Sakit Kanker Payudara,


Faktor-faktor penyebab


Faktor Risiko
Menurut Moningkey dan Kodim, penyebab spesifik kanker payudara masih belum diketahui, tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara diantaranya:
Faktor reproduksi: Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause pada umur lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker payudara adalah bertambahnya umur. Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan pertama merupakan window of initiation perkembangan kanker payudara.

Secara anatomi dan fungsional, payudara akan mengalami atrofi dengan bertambahnya umur. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan klinis.

Penggunaan hormon: Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan kanker payudara yang signifikan pada para pengguna terapi estrogen replacement. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker payudara sebelum menopause. Sel-sel yang sensitive terhadap rangsangan hormonal mungkin mengalami perubahan degenerasi jinak atau menjadi ganas.

Penyakit fibrokistik: Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma, risiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko meningkat hingga 5 kali.

Obesitas: Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan kanker payudara pada wanita pasca menopause. Variasi terhadap kekerapan kanker ini di negara-negara Barat dan bukan Barat serta perubahan kekerapan sesudah migrasi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet terhadap terjadinya keganasan ini.

Konsumsi lemak: Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Willet dkk. melakukan studi prospektif selama 8 tahun tentang konsumsi lemak dan serat dalam hubungannya dengan risiko kanker payudara pada wanita umur 34 sampai 59 tahun.

Radiasi: Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan terjadinya risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi berhubungan secara linier dengan dosis dan umur saat terjadinya eksposur.

Riwayat keluarga dan faktor genetik: Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara. Terdapat peningkatan risiko keganasan pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara. Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen kerentanan terhadap kanker payudara, probabilitas untuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun. Faktor Usia sangat berpengaruh -> sekitar 60% kanker payudara terjadi di usia 60 tahun. Resiko terbesar usia 75 tahun

Faktor Genetik
Kanker peyudara dapat terjadi karena adanya beberapa faktor genetik yang diturunkan dari orangtua kepada anaknya. Faktor genetik yang dimaksud adalah adanya mutasi pada beberapa gen yang berperan penting dalam pembentukan kanker payudara gen yang dimaksud adalah beberapa gen yang bersifat onkogen dan gen yang bersifat mensupresi tumor.

Gen pensupresi tumor yang berperan penting dalam pembentukan kanker payudara diantaranya adalah gen BRCA1 dan gen BRCA2

No comments: