Monday 27 February 2012

BUAH MERAH 3

Kandungan senyawa yang terdapat pada BUAH MERAH sebagai pengobatan  berbeda-beda, tergantung dari daerah mana buah merah diambil dan tingkat kematangan buah perlu diperhatikan juga..
Sementara  pada sari buahnya / minyak buah merah tergantung pada proses pembuatannya, perbedaan mencolok terutama pada kandungan tokoferol dan betakaroten. Kedua senyawa ini akan mati bila dalam proses pemasakannya menggunakan panas yang tinggi dalam waktu yang lama.


Karena perbedaan kandungan senyawa aktif ini, sampai sekarang belum ada patokan baku tentang dosis yang tepat dalam mengonsumsi sari Buah Merah. Saat ini ada orang yang mengonsumsi satu sendok makan dengan interval 2-3 kali sehari dan ada pula yang mengonsumsi satu sendok teh dengan interval 2-3 kali sehari.
Meskipun demikian, penderita suatu penyakit disarankan mengonsumsi sari Buah Merah sebanyak satu sendok makan, 3 kali sehari dan orang yang sehat sebanyak satu sendok makan  kali sehari.

Setelah mengkomsumsi buah merah sebanyak 2500 ml alangkah baikya, kondisi kesehatan diperiksa. Pemeriksaan dimaksutkan untuk mengetahui ada tidaknya perubahan  positif, bila ada berubahan yang positif pemakaian buah merah dapat dilanjutkan.
Mengkomsumsi Buah Merah dapat dikombinasi dengan obat dokter  dengan catatan mengonsumsinya 1-2 jam sebelum atau sesudah mengonsumsi obat dari dokter.
Untuk menghilangkan rasa mual dan merasa nyangkut di tenggorok, sebelum minum sari Buah Merah sebaiknya minum air putih hangat, begitu juga sesudahnya.
Pemula disarankan mengonsumsi sari Buah Merah sebelum makan. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah muntah-muntah dari makanan yang sudah dimakan. Karena biasanya pemula akan merasa mual dan ingin muntah setelah mengonsumsi sari Buah Merah, tetapi kejadian ini tergantung dari masing-masing individu. 

Saran untuk Konsumen
Pertanyaan pertama kali yang dilontarkan konsumen yang akan membeli sari Buah Merah adalah masalah keasliannya. Pertanyaan tersebut sebenarnya adalah hak konsumen dan merupakan hal yang wajar jika dilontarkan kepada penjual atau produsen.
Meskipun demikian, sebenarnya pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan yang sia-sia karena sebodoh-bodohnya penjual atau produsen, pertanyaan tersebut pasti akan dijawab dengan jawaban yang sudah pasti, yaitu “ASLI”.

Sebenamya pertanyaan konsumen yang bijak adalah, dari mana asal buah yang diproduksi  dan dari  ketinggian berapa? Bagaimana proses pembuatannya? Berapa lama proses pemanasannya? Apakah sudah mendapat izin dari Departemen Kesehatan? 

Sari Buah Merah yang berkualitas berdasarkan hasil penelitian yang sudah pernah dilakukan harus berasal dari Buah Merah dataran tinggi, minimum 2500 m dpl seperti di Kabupaten Jayawijaya Wamena Papua. Buah Merah yang ada di dataran rendah memiliki kandungan tokoferol dan betakaroten yang sangat rendah dan bahkan bisa tidak ada sama sekali. Buah Merah seperti ini bisa dijumpai di  Jayapura, Sorong, Nabire, Manokwari dll.

Proses pembuatan yang tidak higienis bisa mengakibatkan sari Buah Merah terkontaminasi bakteri dan mikroba yang berbahaya bagi kesehatan. Proses pemasakan melalui pemanasan tinggi dalam waktu yang lama bisa mengakibatkan kandungan senyawa betakaroten dan tokoferolnya lenyap karena larut atau berkurang.
Proses pemasakan menggunakan bahan dari besi dan alumunium juga bisa mengakibatkan sari Buah Merah bereaksi dengan benda tersebut. Ini juga membahayakan tubuh karena sari Buah Merah bisa mengandung peroksida.

Tips Memilih Sari Buah Merah
Mengetahui kualitas sari Buah Merah yang baik bisa dilakukan dengan tiga cara, yaitu melihat, mencium, dan merasakannya dengan lidah.

1. Melihat Kualitas
Sari Buah Merah yang berkualitas tidak terdapat endapan atau pasta (ampas). Hal ini bisa diketahui dengan cara melihatnya. Sari Buah Merah yang ada di dalam botol transparan bisa langsung diketahui dengan cara menyorotkan lampu senter atau lampu lain dan melihat bagian sisi sebaliknya.
Jika terlihat ada endapan, kualitas sari Buah Merah tersebut patut dipertanyakan karena kemungkinan endapan tersebut adalah pasta atau campuran minyak goreng. Jika dituang di dalam piring atau sendok, sari Buah Merah berwarna merah tua.
Sari Buah Merah yang berwarna hitam menandakan gosong atau hangus saat proses pembuatannya. Sementara itu, sari Buah Merah yang berwarna kekuningan menandakan proses pemasakannya terlalu lama dan merupakan minyak jenuh yang berbahaya bagi kesehatan. Minyak yang keruh menandakan masih banyak campuran pasta dan perlu diendapkan  lagi.
2. Mencium Aroma
Sari Buah Merah yang berkualitas tidak mempunyai bau sama sekali atau hanya ada bau gurih yang mirip bau pandan. Berbau busuk berarti sari Buah Merah tersebut jelek. Sari buah seperti ini biasanya disebabkan proses pembuatannya tidak higienis atau terlalu banyak mengandung pasta. Bau sari Buah Merah yang busuk menyerupai bau telur busuk. Berbau asam seperti bau cuka berarti sari Buah Merah sudah rusak.
Berbau gosong atau hangus berarti sari Buah Merah tersebut gosong karena proses pemasakannya dengan cara digoreng atau melalui proses pemanasan  tinggi dalam waktu lama. Kandungan tokoferol dan betakaroten sari Buah Merah seperti ini sudah berkurang banyak.
3. Merasakan
Sari Buah Merah yang baik jika dirasakan dengan lidah tidak mempunyai rasa sama sekali. Saat ini sari Buah Merah yang banyak beredar adalah dalam bentuk minyak. Rasa sari Buah Merah dalam bentuk minyak sama dengan rasa minyak goreng biasa, tidak berasa sama sekali, baik manis, asam, asin.
Jika terasa asam, berarti sari Buah Merah tersebut sudah busuk. Rasa manis atau asin berarti sari buah tersebut sudah tercampur atau dicampur dengan bahan lain, seperti gula, garam, atau zat lain.

Kandungan Buah Merah Papua

Adapun penelitian tentang khasiat pengobatan Buah Merah pertama kali dilakukan oleh peneliti dosen Universitas Cendrawasih di Jayapura yaitu Drs. I Made Budi M.S. sebagai ahli gizi dan dosen Universitas Cendrawasih sempat mengamati secara seksama kebiasaan masyarakat tradisional di Wamena dan desa-desa kawasan pegunungan Jayawijaya yang mengonsumsi Buah Merah.
Pengamatan atas masyarakat lokal berbadan lebih kekar dan berstamina tinggi, padahal hidup sehari-hari secara asli tradisional yang serba terbatas dan terbuka dalam berbusana dalam kondisi alam yang keras serta kadang-kadang bercuaca cukup ekstrim di ketinggian pegunungan. Keistimewaan fisik penduduk  yakni jarang yang terkena penyakit degeneratif seperti: hipertensi, diabetes, penyakit jantung dan kanker.
Dengan meneliti kandungan komposisi gizinya, ternyata dalam ujud  Buah Merah banyak mengandung antioksidan dengan kandungan rata-rata :
  • Karoten (12.000 ppm)
  • Betakaroten (700 ppm)
  • Tokoferol (11.000 ppm)
Di samping beberapa zat lain yang meningkatkan daya tahan tubuh, antara lain: asam oleat, asam linoleat, asam linolenat, dekanoat, Omega 3 dan Omega 9 yang semuanya merupakan senyawa aktif penangkal terbentuknya radikal bebas dalam tubuh.
Betakaroten berfungsi memperlambat berlangsungnya penumpukan flek pada arteri. Jadi aliran darah ke jantung dan otak berlangsung tanpa sumbatan. Interaksinya dengan protein meningkatkan produksi antibodi. Ini dapat meningkatkan jumlah sel pembunuh alami dan memperbanyak aktivitas sel T Helpers dan limposit. Suatu kutipan studi membuktikan konsumsi betakaroten 30-60 mg/hari selama 2 bulan membuat tubuh dapat memperbanyak sel-sel alami pembasmi penyakit. Bertambahnya sel-sel alami itu menekan kehadiran sel-sel kanker karena ampuh menetralisasikan radikal bebas senyawa karsinogen penyebab kanker.
Dalam beberapa penelitian terbatas yang dilakukan I Made Budi dengan metode pengobatan langsung dengan  Buah Merah, peneliti mengungkapkan keberhasilan yang amat tinggi dalam upaya pengobatan yang dilaksanakan terhadap beberapa penyakit.
Hal singkat cara mengolah buah merah adalah  :
  • Memilih buah merah yang sudah tua dan besar dari jenis buah merah bargom atau maler kultivar merah panjang yang bisa menghasilkan minyak buah merah yang banyak dan banyak kandunganya.
  • Memotong, membuang empulur, memcuci sampai bersih dari debu yang menempel pada daging buah merah dengan menggunakan sikat dan air bersih.
  • Mengkukus atau merebus buah merah hingga masak kurang lebih selama 1 hingga 11/2 jam untuk memudahkan dalam mengeluarkan minyak sari buah merah
  • Memisahkan antara air, biji, ampas dan minyak sari buah merah
  • Minyak sari buah merah diendapkan selama 15 sd 30 hari
  • Minyak sari buah merah disimpan dalam botol kaca atau plastic yang stiril
  • Untuk lebih jelasnya dapat dibaca pada buku hasiat manfaat buah merah si-emas merah dari papua.
Akhir kata semoga artikel ini bermanfaat bagi para pencari informasi buah merah dari Papua. Home Industri Buah Merah Wamena Papua berupaya memberikan yang terbaik dari Sari Buah Merah yang kami tawarkan, harapan kami semoga dengan memberikan yang terbaik akan terbina hubungan persaudaraan di antara kita amin.

No comments: