Friday 25 May 2012

Bone Scan + CT Scan

Bone Scan + CT Scan


Dalam waktu tidak terlalu lama, aku akan menjalani pemeriksaan bone scan dan CT scan.

Susah lho cari rumah sakit yang punya fasilitas bone scan karena ini ada hubungannya dengan nuklir (nuclear medicine bone scan). Rumah sakit di Jakarta yang bisa melakukan bon scan antara lain RS Dharmais, RSP Pertamina, RSCM dan RSPAD Gatsu.
.
Oh ya, yang dimaksud dengan bone scan adalah pemeriksaan untuk melihat apakah ada sel-sel kanker yang menyebar ke tulang.

Aku sudah pernah menjalani bone scan dua kali. Yang pertama di RS Dharmais, yang kedua di RSPAD Gatot Subroto.
.
Sebelum pemeriksaan, aku disuntik dengan radioaktif dan setelah itu oleh petugas RS Dharmais, aku disuruh minum air banyak-banyak. Dua jam kemudian baru di-scan.
.
Begitu masuk ke dalam tubuh, obat akan memancarkan radiasi yang disebut gelombang gamma, yang akan terdeteksi oleh kamera.
Lucunya, waktu di RSPAD Gatsu, petugas tidak menyuruh aku minum air banyak-banyak, tetapi menyuruh aku sering-sering buang air. Kalau dipikir-pikir, sama juga ya, bagaimana kita bisa buang air kalau tidak banyak minum?
.
Bone scan di RS Dharmais harganya Rp 822.000 kalau ada surat pengantar dari dokter di RS Dharmais, kalau tidak, harganya Rp 950.000.
Kalau di RSPAD biayanya hanya Rp 610.000. Karena itu, waktu pemeriksaan yang kedua, aku ke RSPAD. Ternyata hasilnya beda loh. Maksudnya, ukurannya itu… Di RSPAD hasil foto ukurannya hanya sebesar kertas folio. Kalau di Dharmais 2x lipat-nya. Fasilitas di RSPAD kurang bagus dan suasananya kurang menyenangkan. Tapi dokternya ramah dan sangat baik, kalau tak salah, namanya Dr. Eko. Biar ukurannya kecil, hasilnya sebetulnya cukup akurat. Tapi aku lebih suka yang besar… biar lebih jelas.
.
Mengenai CT scan atau yang kadang juga disebut CAT scan sama sekali tak ada hubungannya
dengan KUCING. Itu adalah singkatan dari Computerized (Axial) Tomography. Maksudnya adalah pemeriksaan/ scan dengan menggunakan komputer seperti X-ray untuk melihat apakah ada sel-sel kanker di bagian tubuh tertentu seperti paru-paru atau ginjal.
.
Tahun lalu aku pernah CT scan dua kali, yang pertama di Radlink, Singapura, dan yang kedua di RS Dharmais. Di RS Dharmais hanya sekitar Rp 3,4 juta, sedangkan di Radlink Sin$650 atau sekitar Rp 4 juta (waktu itu dolar masih belum mencapai Rp 6.000, minggu lalu sudah Rp 6.600)..
Tadi aku telepon Radlink dan mendapat informasi bahwa harganya adalah S$751 karena ada tambahan $100 untuk injeksi. Dulu aku mendapat diskon karena Radlink mempunyai kerja sama dengan dokter di Mt.E yang ketika itu menangani aku.
.
Sekarang aku berobat ke National University Hospital, yang merupakan RS pemerintah. Ongkos konsultasi lebih murah dan dokternya sabar dan baik sekali (kalau ditanya, dia akan menjelaskan panjang lebar, kalau perlu dengan corat-coret di kertas atau dengan menunjukkan gambar melalui layar komputer). Tapi herannya CT scan di sana mahal sekali, $1.000.
Banyak RS di Jakarta yang bisa melakukan CT scan tapi tidak semuanya menggunakan peralatan yang canggih. RS Dharmais dan RS Husada, misalnya, menggunakan sistem 16-slice, jadi hasilnya kurang terinci. Yang punya alat canggih 64-slice antara lain adalah RS Gading Pluit, RS Pluit dan RS Abdi Waluyo (pasti ada RS lain, tapi aku ga tau) sedangkan RS Siloam Gleneagles Karawaci menggunakan sistem dual sources yang kabarnya lebih canggih lagi.
.
Biaya CT scan di RS Gading Pluit dan di RS Pluit sama persis. Untuk thorax dan abdomen dengan kontras ongkosnya Rp 5.685.000. RS Abdi Waluyo gila, biayanya jauh lebih mahal, Rp 6.500.000 ribu-an, dan bahkan masih lebih mahal dari RS Siloam yang memasang tarif Rp 6.150.000.
Bu dokter yang setiap bulan menginfus aku dengan Zometa untuk menguatkan tulang mengatakan bahwa sebetulnya aku bisa menghemat kalau ke RS Abdi Waluyo, mendapatkan diskon 20 persen, tetapi baru bisa diambil belakangan.
.
“Mereka memberi diskon 20 persen untuk dokter yang mengirim pasien ke sana,” katanya berterus terang.
.
Jadi, bu dokter akan memberi aku surat pengantar untuk periksa di sana, lalu nanti kalau bu dokter mendapat 20 persen dari RS Abdi Waluyo, dia akan memberikan uang itu kepadaku. Baik ya bu dokter itu. Tapi takut ribet, jadi aku putuskan periksa di RS Pluit saja.
.
Aku ingat cerita Amorita, teman yang tak kalah baiknya dengan bu dokter, tadi sore. Waktu mengantar ibu berobat ke RS Dharmais, dokter berkata kalau alat CT scan sedang rusak dan menyuruhnya menjalani pemeriksaan di RS Abdi Waluyo.
Kita kan harus berpikir positif ya, tidak boleh menuduh dokter itu mengada-ada dengan mengatakan alat rusak agar dia bisa dapat komisi. Semoga saja alat itu memang betul sedang rusak. Eh, ini juga nggak positif, masa mengharapkan agar alatnya rusak.. ??? Gimana sihhh…Wis mbuh ra ruh… ..

No comments: